Post ini merupakan post lanjutan dari sebelumnya, terima kasih.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Berdasarkan SOP, dinas intelijen militer Pentagon memiliki kewajiban untuk datang ke lokasi kunjungan presiden paling lambat dua hari sebelum jadual yang telah ditetapkan, untuk mempelajari rute pawai, memeriksa seluruh gedung yang akan dilewati oleh iring-iringan mobil presiden, tidak akan membiarkan ada satu jendela pun dari gedung-gedung tersebut untuk dibiarkan terbuka, menempatkan penembak-penembak jitu militer di gedung-gedung tersebut yang akan memberitahukan melalui radio dalam hitungan detik apabila ada satu jendela pun gedung-gedung tersebut yang dibuka pada saat iring-iringan presiden melintas. Kehadiran militer akan dirasakan pada sepanjang rute pawai presiden, beratus-ratus personel akan ditempatkan di setiap kerumunan, memonitor apapun yang sekiranya dapat membahayakan keselamatan presiden meskipun itu hanya merupakan bungkusan, gulungan surat kabar, mantel yang dikenakan, tidak akan pernah membiarkan ada orang yang membuka payungnya saat presiden melintas, dan tentunya tidak akan pernah membiarkan mobil iring-iringan presiden melambatkan kecepatannya, apalagi mengambil tikungan aneh dari jalan Houston masuk ke jalan Elm. Namun tidak ada satupun dari SOP ini dilakukan pada hari naas itu.
Tak hanya ini adalah pelanggaran mutlak dari Standar Operasi dan Prosedur yang paling fundamen dari dinas intelijen militer untuk memberikan perlindungan yang paling dasar kepada pemimpin negara, namun ini juga merupakan pelanggaran mutlak terhadap konstitusi negara kedaulatan Amerika,dan tentunya merupakan indikasi tak terbantahkan dari adanya konspirasi besar yang melibatkan seluruh jajaran petinggi militer AS, dinas intelijen CIA, dan tentunya pihak-pihak yang diuntungkan dari kudeta berdarah tersebut. Dan satu-satunya elemen yang mampu mengeksekusi sebuah operasi pada level setinggi ini adalah Black Ops dengan restu dari para petinggi militer di Pentagon. Salah seorang dari pejabat Special Ops Pentagon dapat saja dengan mudah meyakinkan Kolonel Reich beserta jajaran Dinas Intelijen Militer 112 untuk tidak melibatkan diri dengan basis alasan tugas tersebut telah diberikan kepada unit intelijen lain dari Pentagon. Tidak ada apapun di hierarki konstitusional Amerika Serikat yang dapat membuat Dinas Intel 112 Texas melepas keamanan presiden di kota Dallas yang masuk dalam yurisdiksinya, kecuali perintah tersebut datang dari Pentagon. Ini adalah kemutlakan absolut yang tidak memiliki opsi alternatif.
Satu lagi bukti yang menguatkan dugaan Kolonel X akan terjadinya persekongkolan tingkat tinggi untuk menyingkirkan presiden JFK, adalah ketika ia mencoba untuk mendapatkan data-data Lee H. Oswald sekembalinya dari Kutub Selatan, ia diinformasikan oleh dinas intelijen bahwa seluruh data Oswald telah dimusnahkan. Ini tidak pernah dilakukan sebelumnya oleh Special Ops Pentagon, CIA, ataupun dinas intelijen manapun di Amerika. Untuk menghancurkan data-data intelijen (terutama yang menyangkut kasus sangat besar seperti pembunuhan kepala negara) adalah menyalahi aturan, dan jelas-jelas merupakan pelanggaran mutlak terhadap SOP intelijen Amerika. Namun yang paling membuat bulu kuduk merinding adalah ketika Kolonel X menemukan bahwa pada hari naas tersebut, tepat pada jam 12:34 waktu Washington, seluruh sistem komunikasi (termasuk telepon, teleks, dll) mengalami kerusakan yang tidak dapat dijelaskan selama sekitar satu jam. Pada saat yang bersamaan, Presiden Lyndon Johnson yang sedang berada di dalam pesawat menuju Washington, mendapat berita melalui radio dari ruang kendali Gedung Putih, yang memberikan berita bahwa presiden JFK telah tewas ditembak oleh seorang pembunuh.
Dalam sebuah kebetulan yang luar biasa, seluruh kabinet administrasi JFK sedang berada diluar negeri pada saat kejadian penembakan. Tidak ada ruang untuk marjin kesalahan sekecil apapun, tipikal sebuah operasi Black Ops. Seluruh jajaran pejabat intelijen Special Ops di Pentagon tau bahwa Komisi Kerja Warren itu hanyalah sebuah dagelan untuk membohongi rakyat Amerika dan dunia, dimulai dengan penunjukan Allen Dulles (mantan ketua CIA) yang dipecat oleh JFK sebagai pimpinan tim penyelidik di Komisi Kerja Warren. Semua untuk menutup jejak yang akan mengantarkan kita kepada tiga pertanyaan: 1. Kenapa JFK dibunuh?; 2. Siapa yang paling diuntungkan?; dan 3. Siapa yang punya otoritas untuk menutupi apa yang sebenarnya terjadi?.
Pada tahun 1961, JFK menerbitkan Memorandum Aksi Keamanan Nasional no.55, no.56 dan no.57 tertanggal 28 Juni 1961, yang memerintahkan Jendral Lemnitzer selaku Kepala Staff Intelijen Angkatan Darat untuk mengambil alih operasi yang berkode sandi ‘Perang Dingin’ dari CIA. Operasi Perang Dingin adalah operasi khusus intelijen yang misi utamanya adalah untuk melakukan perang baik secara intelijen, maupun perang frontal dengan elemen-elemen komunis di seluruh penjuru dunia. Isi dari Memorandum yang diterbitkan oleh JFK tersebut, adalah agar militer AS mengambil alih kegiatan Operasi Perang Dingin tersebut dari CIA, dan mengkonversinya menjadi sebuah kegiatan intelijen militer yang dilakukan secara rahasia dan damai. Dengan melakukan ini, tidak hanya JFK meminta Dinas Intelijen Militer AS membekukan operasi Intelijen CIA, namun juga secara praktis menutup operasi gabungan intelijen militer dan CIA dalam ‘War against Communism’ yang merupakan lahan basah bagi keduanya. Diperparah dengan pemecatan Allen Dulles dari posisinya sebagai Ketua CIA, tak ketinggalan pemecatan Jendral Charles Cabell sebagai Wakil Ketua CIA, yang semuanya adalah tokoh kramat intelijen Amerika sejak era Perang Dunia II.
Namun yang paling membuat orang-orang marah, adalah keputusan JFK untuk menerbitkan Memo Keamanan Nasional no.263 yang secara praktis mengakhiri keterlibatan AS di konflik di indo-cina. Tidak saja JFK mengakhiri operasi militer dan intelijen Amerika dengan anggaran bernilai milyaran Dollar AS per tahunnya, namun juga membuat para konglomerat pemilik pabrik-pabrik senjata yang telah berkontrak dengan militer AS jantungan. Belum lagi mempertimbangkan pemotongan anggaran yang dilakukan JFK pada bulan Maret 1963, anggaran yang menopang hidup 52 instalasi militer di 25 negara bagian di dalam negeri, dan 21 pangkalan militer AS di luar negeri. Siapa yang paling diuntungkan dengan kematian JFK? Per tahun 1966, Perusahaan manufaktur helikopter ‘BELL Helicopters’ telah menjual 3000 unit edisi terbarunya kepada militer AS untuk digunakan di perang Vietnam. Suatu prestasi yang luar biasa mengingat Bell Helicopters sedang diambang kebangkrutan oleh kewajibannya kepada First National Bank di Boston, terselamatkan oleh wacana yang dilempar CIA untuk mengembangkan Helikopter taktis untuk penggunaan di Indo-cina. Manufaktur jet tempur dan mesin jet General Dynamics yang berlokasi di Fort Worth, Texas juga meraup banyak keuntungan dari penjualan berskuadron-skuadron jet tempur F-111 kepada militer AS untuk digunakan di Perang Vietnam. Anggaran pertahanan Amerika Serikat sejak Perang Vietnam dimulai terhitung sebesar 75 miliar Dollar AS dan perlahan merangkak naik menjadi 100 miliar Dollar pada tahun 1966. Dipastikan sebesar 200 miliar Dollar akan dihabiskan pada anggaran pertahanan sebelum Perang Vietnam usai. Bandingkan dengan tahun 1949, ketika anggaran pertahanan AS hanya sebesar 10 milyar Dollar disebabkan oleh absennya perang.
Prinsip organisasi dari kebijakan luar negeri Amerika Serikat adalah untuk berperang, dan mendukung peperangan. Dan bisa ditebak siapa yang paling meraup keuntungan darinya. Bukan negara kedaulatan Amerika Serikat, dan pastinya bukan bangsa Amerika, hanyalah segelintir kaum elit penguasa konglomerasi bisnis super strategis yang menjadikan paman sam sebagai langganannya, dengan tagihan bermilyar-milyar dollar yang harus dibayarkan dari anggaran belanja negara AS yang didapatkan susah payah dari pembayaran pajak setiap para warganya. JFK ingin menghentikan perang dingin dan memilih untuk merangkul sang musuh ideologi, ia bahkan menandatangani perjanjian menentang uji coba nuklir dengan Soviet. JFK menolak untuk menginvasi Kuba pada tahun 1962, dan pada puncaknya ia mengambil keputusan untuk memulangkan seluruh personel militer AS di Vietnam dan Laos. JFK berniat untuk mengeringkan kolam milik para elit bisnis dan korps militer Amerika yang bernilai milyaran Dollar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar