John Fitzgerald Kennedy sering disebut John F. Kennedy, Kennedy, John Kennedy, Jack Kennedy, atau JFK (lahir di Brookline, Massachusetts 29 Mei 1917 – adalah Presiden Amerika Serikat yang ke-35. Pada 1960, ia menjadi termuda yang dipilih menjadi Presiden Amerika Serikat dan termuda kedua setelah Theodore Roosevelt untuk jabatan presiden. Kennedy menjadi presiden setelah dilantik pada 20 Januari 1961. Jabatan kepresidennya terhenti setelah terjadi pembunuhan terhadap dirinya pada 1963. Ia tewas oleh terjangan peluru saat melakukan kunjungan ke Dallas (Texas) pada 22 November 1963. Kennedy roboh saat mobil terbuka yang membawanya melintas di kerumunan orang yang menyambut kunjungannya. Pada 25 November 1963, jenasahnya dimakamkan di Arlington, Washington, DC. Sebanyak 800.000 orang ikut berkabung di jalanan Washington.
Kennedy adalah anggota klan Kennedy yang berdarah Irlandia-Amerika, sebuah keluarga terkemuka di dunia politik negaranya. Ia dianggap sebagai lambang liberalisme Amerika. Pada Perang Dunia II, ia dikagumi karena keberanian dan heroismenya ketika ia menyelamatkan seorang rekan pelaut di Samudra Pasifik Selatan. Kennedy mewakili Massachusetts pada 1947–1960, sebagai anggota Dewan Perwakilan dan Senat AS. Ia terpilih sebagai Presiden pada 1960 dengan kemenangan yang tipis dalam salah satu pemilu yang paling ketat dalam sejarah Amerika. (Wikipedia)
Disini saya akan menjelaskan kematian JFK berdasarkan informasi yang saya dapat dari internet, buku dan koran.
Pada Januari 1961, dalam pidato selamat tinggal (letak jabatan), Presiden Dwight D. Eisenhower berkata, “..evolusi industri militer yang pesat adalah pengalaman baru bagi Amerika. Yang ternyata memiliki pengaruh total terhadap ekonomi, politik, bahkan spiritual. Dirasakan di setiap kota, setiap negara bagian, dan setiap kantor pemerintahan. Kita harus menjaga Amerika dari sebuah akuisisi oleh pengaruh yang tidak kita inginkan dari industri militer yang kompleks ini. Kita tidak pernah boleh membiarkan kombinasi ini membahayakan kebebasan dari proses demokrasi kita..”
Pada bulan November 1960, dalam sebuah kemenangan dengan perhitungan tertipis dalam sejarah demokrasi Amerika. Tak lama menduduki kantor oval di gedung putih, JFK langsung menjadi simbol dari sebuah perubahan signifikan yang membawa semacam angin segar ‘kebebasan baru’ yang menjanjikan bagi AS (terutama bagi kulit warna minoritas). Tak berhenti sampai disitu, JFK dengan ekstrim membanting setir paradigma politik yang paling fundamen bagi Amerika pada saat itu, yakni: Memerangi Komunisme (Satu pergelakkan melawan arus yang tidak pernah dilakukan oleh presiden sebelumnya).
JFK tidak main-main dengan agenda politiknya, ini dibuktikan dengan intervensinya dalam krisis teluk Bay of Pig, ketika CIA sedang melancarkan perang suci-nya untuk menjatuhkan diktator Kuba Fidel Castro. Kesuksesan revolusi komunisme yang diusung Fidel Castro telah menghantarkannya menjadi orang nomor satu di Kuba, tentunya hal ini mengancam kepentingan ekonomi dan bisnis bilateral antara kedua negara. CIA serta merta memberikan dukungan intelijen dan persenjataan kepada pemberontakan anti-Castro di Kuba, yang menemukan puncaknya ketika terjadi kontak senjata di teluk Bay of Pig pada April 1961. Permintaan CIA untuk untuk memberikan bantuan militer melalui udara bagi pasukan anti-Castro tersebut ditolak mentah-mentah oleh JFK, yang menyebabkan kekalahan telak dan kehancuran total Brigade anti-Castro asuhan CIA tersebut.
Tak cukup sampai disitu, JFK kembali menguji kesabaran para petinggi militer dan intelijen Amerika ketika ia membuat perjanjian damai dengan Perdana Menteri Rusia Nikita Kruschev saat Amerika dan Rusia telah berada dibibir jurang selangkah lagi menuju perang nuklir, yakni ketika rudal-rudal hulu ledak nuklir balistik Rusia disinyalir berada di wilayah Kuba yang hanya 150 kilometer dari daratan Amerika pada Oktober 1962. Kapal-kapal perang Rusia telah berlayar menuju Kuba untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya invasi Amerika ke Kuba, namun memutar balik dan pulang kembali ke Rusia pada menit-menit terakhir setelah JFK berbicara dengan Kruschev. Tapi yang paling membuat para petinggi militer dan intelijen Amerika gusar, adalah ketika pada musim semi 1963, JFK memberikan pidato di depan mahasiswa Universitas Washington, membicarakan visi-nya yang baru bagi Amerika, yakni: perdamaian, kebijakan luar negeri non-agresi, dan pengkajian ulang sikap Amerika terhadap Uni Soviet. Ini dibuktikannya dengan mencanangkan rencana untuk memulangkan 16.000 tentara Amerika yang saat itu berada di Vietnam dan Laos selambat-lambatnya pada perayaan natal tahun 1965. JFK menegaskan bahwa perang di Indo-Cina adalah bukan perang bangsa Amerika, dan militer Amerika tidak punya kepentingan disana, maka dengan ini harus dengan segera menarik diri.
Pada hari Jumat, tanggal 22 November 1963, iring-iringan mobil presiden JFK berparade mengelilingi kota Dallas, Texas. Sesaat setelah jam 12:30, iring-iringan Presiden JFK berbelok di tikungan patah dari jalan Houston masuk ke jalan Elm, melewati gedung penyimpanan buku Texas Book Depository, melintas melalui taman Dealey Plaza, ketika terdengar suara tembakan meletus berkali-kali. JFK dilarikan ke rumah sakit Parkland Memorial sekitar lima kilometer dari taman Dealey Plaza, namun JFK menghembuskan nafas terakhirnya pada jam 13:00 waktu Amerika. Siang itu juga, kepolisian kota Dallas mengumumkan telah menangkap seorang tersangka pembunuhan petugas polisi yang disinyalir memiliki kaitan dengan pembunuhan JFK, tersangka diidentifikasi bernama Lee Harvey Oswald, yang ditangkap di sebuah bioskop di daerah Oak Cliff, tak jauh dari lokasi tewasnya petugas polisi tersebut.
Menariknya lagi, pada malam itu juga Jaksa kota Dallas Henry M. Wade memberikan pengumuman yang dilansir dalam berita oleh stasiun TV CBS, yang menyatakan tanpa keraguan bahwa Oswald adalah pembunuh JFK. Ini dilakukan hanya enam jam dari waktu terjadinya penembakan. Tanpa penyelidikan. Oswald diinterogasi selama 12 jam non-stop tanpa kehadiran kuasa hukum, dan lebih anehnya lagi, tanpa ada satu lembar pun Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dibuat. Senapan merk Mannlicher-Carcano buatan Itali, diumumkan kepolisian kota Dallas sebagai senjata yang digunakan Oswald untuk membunuh JFK. Senapan ekonomis yang tidak pernah menjadi pilihan bagi pemburu rusa sekalipun dikarenakan oleh buruknya akurasi senapan tersebut. Lebih anehnya lagi, senapan tersebut telah dibeli oleh Oswald melalui pemesanan lewat pos, yang dikirim pada Maret 1963 ke alamat PO Box milik Oswald, yang membuatnya sangat mudah dilacak. Tak hanya itu, 48 jam setelah penangkapan, Oswald tewas ditembak mati oleh seseorang bernama Jack Ruby di depan 70 orang polisi yang sedang mengawalnya pada 24 November 1963 (Ruby sang sang pembunuh Oswald pun nantinya akan ditemukan tewas di penjara). Sebuah akhir dari drama pembunuhan presiden Amerika yang sirna tanpa penyelidikan, tanpa penyidikan, dan tanpa persidangan.
Pada bulan November 1960, dalam sebuah kemenangan dengan perhitungan tertipis dalam sejarah demokrasi Amerika. Tak lama menduduki kantor oval di gedung putih, JFK langsung menjadi simbol dari sebuah perubahan signifikan yang membawa semacam angin segar ‘kebebasan baru’ yang menjanjikan bagi AS (terutama bagi kulit warna minoritas). Tak berhenti sampai disitu, JFK dengan ekstrim membanting setir paradigma politik yang paling fundamen bagi Amerika pada saat itu, yakni: Memerangi Komunisme (Satu pergelakkan melawan arus yang tidak pernah dilakukan oleh presiden sebelumnya).
JFK tidak main-main dengan agenda politiknya, ini dibuktikan dengan intervensinya dalam krisis teluk Bay of Pig, ketika CIA sedang melancarkan perang suci-nya untuk menjatuhkan diktator Kuba Fidel Castro. Kesuksesan revolusi komunisme yang diusung Fidel Castro telah menghantarkannya menjadi orang nomor satu di Kuba, tentunya hal ini mengancam kepentingan ekonomi dan bisnis bilateral antara kedua negara. CIA serta merta memberikan dukungan intelijen dan persenjataan kepada pemberontakan anti-Castro di Kuba, yang menemukan puncaknya ketika terjadi kontak senjata di teluk Bay of Pig pada April 1961. Permintaan CIA untuk untuk memberikan bantuan militer melalui udara bagi pasukan anti-Castro tersebut ditolak mentah-mentah oleh JFK, yang menyebabkan kekalahan telak dan kehancuran total Brigade anti-Castro asuhan CIA tersebut.
Tak cukup sampai disitu, JFK kembali menguji kesabaran para petinggi militer dan intelijen Amerika ketika ia membuat perjanjian damai dengan Perdana Menteri Rusia Nikita Kruschev saat Amerika dan Rusia telah berada dibibir jurang selangkah lagi menuju perang nuklir, yakni ketika rudal-rudal hulu ledak nuklir balistik Rusia disinyalir berada di wilayah Kuba yang hanya 150 kilometer dari daratan Amerika pada Oktober 1962. Kapal-kapal perang Rusia telah berlayar menuju Kuba untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya invasi Amerika ke Kuba, namun memutar balik dan pulang kembali ke Rusia pada menit-menit terakhir setelah JFK berbicara dengan Kruschev. Tapi yang paling membuat para petinggi militer dan intelijen Amerika gusar, adalah ketika pada musim semi 1963, JFK memberikan pidato di depan mahasiswa Universitas Washington, membicarakan visi-nya yang baru bagi Amerika, yakni: perdamaian, kebijakan luar negeri non-agresi, dan pengkajian ulang sikap Amerika terhadap Uni Soviet. Ini dibuktikannya dengan mencanangkan rencana untuk memulangkan 16.000 tentara Amerika yang saat itu berada di Vietnam dan Laos selambat-lambatnya pada perayaan natal tahun 1965. JFK menegaskan bahwa perang di Indo-Cina adalah bukan perang bangsa Amerika, dan militer Amerika tidak punya kepentingan disana, maka dengan ini harus dengan segera menarik diri.
Pada hari Jumat, tanggal 22 November 1963, iring-iringan mobil presiden JFK berparade mengelilingi kota Dallas, Texas. Sesaat setelah jam 12:30, iring-iringan Presiden JFK berbelok di tikungan patah dari jalan Houston masuk ke jalan Elm, melewati gedung penyimpanan buku Texas Book Depository, melintas melalui taman Dealey Plaza, ketika terdengar suara tembakan meletus berkali-kali. JFK dilarikan ke rumah sakit Parkland Memorial sekitar lima kilometer dari taman Dealey Plaza, namun JFK menghembuskan nafas terakhirnya pada jam 13:00 waktu Amerika. Siang itu juga, kepolisian kota Dallas mengumumkan telah menangkap seorang tersangka pembunuhan petugas polisi yang disinyalir memiliki kaitan dengan pembunuhan JFK, tersangka diidentifikasi bernama Lee Harvey Oswald, yang ditangkap di sebuah bioskop di daerah Oak Cliff, tak jauh dari lokasi tewasnya petugas polisi tersebut.
Menariknya lagi, pada malam itu juga Jaksa kota Dallas Henry M. Wade memberikan pengumuman yang dilansir dalam berita oleh stasiun TV CBS, yang menyatakan tanpa keraguan bahwa Oswald adalah pembunuh JFK. Ini dilakukan hanya enam jam dari waktu terjadinya penembakan. Tanpa penyelidikan. Oswald diinterogasi selama 12 jam non-stop tanpa kehadiran kuasa hukum, dan lebih anehnya lagi, tanpa ada satu lembar pun Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dibuat. Senapan merk Mannlicher-Carcano buatan Itali, diumumkan kepolisian kota Dallas sebagai senjata yang digunakan Oswald untuk membunuh JFK. Senapan ekonomis yang tidak pernah menjadi pilihan bagi pemburu rusa sekalipun dikarenakan oleh buruknya akurasi senapan tersebut. Lebih anehnya lagi, senapan tersebut telah dibeli oleh Oswald melalui pemesanan lewat pos, yang dikirim pada Maret 1963 ke alamat PO Box milik Oswald, yang membuatnya sangat mudah dilacak. Tak hanya itu, 48 jam setelah penangkapan, Oswald tewas ditembak mati oleh seseorang bernama Jack Ruby di depan 70 orang polisi yang sedang mengawalnya pada 24 November 1963 (Ruby sang sang pembunuh Oswald pun nantinya akan ditemukan tewas di penjara). Sebuah akhir dari drama pembunuhan presiden Amerika yang sirna tanpa penyelidikan, tanpa penyidikan, dan tanpa persidangan.
Presiden Lyndon Johnson lalu meresmikan pembentukan sebuah Komisi Kerja untuk penyelidikan pembunuhan JFK di Dallas, yang akan dipimpin oleh Ketua Mahkamah Agung Earl Warren (juga dikenal dengan sebutan ‘Warren Commission’) memimpin sebuah kelompok panelis yang terdiri dari pejabat kejaksaan Texas, dan mantan kepala CIA Allen Dulles yang dipecat oleh JFK. Komisi Kerja Warren menerbitkan 26 jilid laporan insiden berdarah tersebut dengan kesimpulan : JFK dibunuh oleh tiga peluru dari pembunuh tunggal bernama Lee H. Oswald, dari lantai enam gedung penyimpanan buku Texas Book Depository. Tentu saja cerita ini penuh dengan keganjilan dan kejanggalan. Salah satunya adalah disebabkan oleh begitu banyaknya inkonsistensi laporan Komisi Kerja Warren dengan fakta-fakta temuan di lapangan.
Pada tahun 1966, seorang Jaksa Wilayah Orleans Parish (New Orleans) bernama Jim Garrison melakukan satu-satunya penyelidikan menyeluruh dan persidangan atas kasus pembunuhan JFK. Berdasarkan hasil temuan penyelidikannya, Garrison menyatakan bahwa laporan hasil penyelidikan oleh Komisi Kerja Warren adalah penyelidikan terburuk dalam sejarah Amerika Serikat, disebabkan oleh terlalu banyak kesaksian yang diragukan kebenarannya, petunjuk yang tidak ditelusuri, absennya berita acara pemeriksaan yang mendetail, dan secara garis besar berisikan kesimpulan selektif yang tidak dapat dipertanggung jawabkan (sesuatu yang akan diulang pada penyelidikan WTC 9/11 tiga puluh lima tahun kemudian).
Pada tahun 1966, seorang Jaksa Wilayah Orleans Parish (New Orleans) bernama Jim Garrison melakukan satu-satunya penyelidikan menyeluruh dan persidangan atas kasus pembunuhan JFK. Berdasarkan hasil temuan penyelidikannya, Garrison menyatakan bahwa laporan hasil penyelidikan oleh Komisi Kerja Warren adalah penyelidikan terburuk dalam sejarah Amerika Serikat, disebabkan oleh terlalu banyak kesaksian yang diragukan kebenarannya, petunjuk yang tidak ditelusuri, absennya berita acara pemeriksaan yang mendetail, dan secara garis besar berisikan kesimpulan selektif yang tidak dapat dipertanggung jawabkan (sesuatu yang akan diulang pada penyelidikan WTC 9/11 tiga puluh lima tahun kemudian).
Lanjut di Part 2...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar