Namun semua itu berakhir pada tanggal 22 November 1963. Pembunuhan JFK adalah duel hidup dan mati antara konstitusi Amerika Serikat dengan bisnis bernilai ratusan milyar Dollar, yang dimenangkan oleh pihak kedua. Dibawah tekanan dari para kontraktor pertahanan, pemilik perusahaan minyak, dan bankir-bankir, lingkar dalam militer dan intelijen AS melakukan perlawanan sengit dalam sebuah pertaruhan yang berakhir dengan kemusnahan JFK. Semua sudah diatur. Tidak perlu mengucapkan kata kunci seperti, “JFK harus mati”, JFK telah mati semenjak ia mencoba mengganggu sinergi yang telah lama tercipta dalam persekutuan harmonis antara para raksasa bisnis dengan para pengambil keputusan di struktur kekuasaan Amerika, yang telah ada sejak batu pertama pendirian Amerika diletakkan oleh George Wahington. Dengan merubah rute parade, meminimkan perlindungan keamanan untuk presiden, mengutus FBI dan kepolisian kota Dallas untuk mengacaukan penyelidikan, memsensor otopsi jenazah, membentuk Komisi Kerja Warren untuk menutupi jejak, mempengaruhi media massa untuk tidur siang, ini semua adalah kudeta dari manapun perspektifnya. Oswald adalah lapisan gula-gula yang dibagikan kepada bangsa Amerika dan dunia, untuk mengalihkan perhatian dari pihak yang menang, dan memastikan tidak pernah akan ada penyelidikan, penyidikan, ataupun penuntutan untuk apa pun, oleh siapa pun, di masa kapan pun kepada sang pemenang.
Pada hari yang sama dengan pemakaman JFK, presiden baru Lyndon Johnson beserta beberapa anggota kabinetnya bertemu dengan duta besar Amerika untuk Vietnam Henry Cabot Lodge untuk membicarakan nasib Vietnam, dengan wacana: “Vietnam adalah sebuah krisis yang harus tetap menjadi perhatian meskipun saat Amerika sedang berduka”. Hasil pertemuan disepakati bahwa Amerika akan dengan konsisten membantu pemerintah baru Vetnam dalam “War Against Communism” (terdengar familiar? War Against Terrorism?) dengan cara apapun, termasuk militer. Lalu pada tanggal 26 November 1963, tepat sehari setelah presiden JFK dimakamkan, tanpa menunggu lebih lama lagi, Lyndon Johnson menanda-tangani Memorandum Keamanan Nasional no.273 yang secara prinsip adalah 180 derajat kebalikan dari kebijakan JFK, yakni memerintahkan untuk dilakukannya operasi khusus intelijen di Vietnam Utara yang mutlak bertentangan dengan kebijakan JFK sebelumnya untuk memulangkan seluruh elemen militer AS dari Vietnam.
Lalu pada 8 Agustus 1964, operasi Black Ops merekayasa penyerangan dua kapal berbendera Amerika oleh kapal perang Vietnam Utara di teluk Tonkin dilepas pantai Vietnam. Yang menjadi landasan bagi Lyndon Johnson untuk meminta kongres agar segera memberinya kuasa legislatif untuk membawa kekuatan militer AS dan melakukan ‘serangan balik’ ke Vietnam Utara (sebagaimana layaknya ke Afghanistan dan Irak 37 tahun kemudian). Permintaan Lyndon Johnson langsung dikabulkan kongres Amerika, melalui ‘Dekrit Resolusi Teluk Tonkin’, dan invasi ke Vietnam dimulai. Pada tahun 1966 saja, Lyndon Johnson telah menghabiskan enam milyar dollar untuk membeli tambahan helikopter, jet tempur, bom dari Bell Helicopters, General Dynamics, dan berbagai macam senjata dari para kontraktor pertahanan lainnya. Lyndon Johnson juga mendapatkan tender senilai 1 milyar Dollar dari militer AS yang diberikan kepada perusahaan ‘Brown and Root’ milik keluarganya, berupa pekerjaan pengerukan teluk Cam Ranh di Vietnam untuk kepentingan militer.
Akhir cerita, 220 milyar dollar dihabiskan untuk anggaran pertahanan selama perang Vietnam berlangsung. 5000 unit helicopter hancur, dan 6,5 juta ton bom dijatuhkan di Vietnam. Pada tahun 1979, House Select Committee on Assassinations (HSCA) menyatakan telah menemukan banyak kekurangan dalam laporan investigasi yang dilakukan oleh FBI dan Komisi Warren. Mereka menemukan bukti bahwa empat tembakan telah dilakukan daripada tiga tembakan oleh Oswald seperti yang tertera di dalam laporan. Sebuah dokumen yang berasal dari masa pra-Perang Vietnam yang berasal dari National Security Agency (NSA) yang terungkap pada tahun 2005, menyebutkan bahwa penyerangan yang dilakukan oleh dua kapal perang Vietnam Utara di teluk Tonkin tidak pernah terjadi.
[SUMBER] Ringkasan dari dua buah buku sbb:
- “On the Trail of the Assassins” (Orelans Parish), Jim Garrison
- “Crossfire: The Plot that Killed Kennedy” (Washington), Jim Marrs
Tidak ada komentar:
Posting Komentar